Minggu, 03 Februari 2013

Sebut saja skripsi

Inilah aku yang rapuh ketakutan
Dalam zig zag pikiran aku tersesat dalam benteng yang ku buat
Bersatu berjamaah dengan segala hal yang kesemutan
Berpikir untuk sesekali lebih keras, bekerja 29 kali lebih giat, dan kemudian kembali berpikir 70 kali lebih rumit.

---------

Ka Anis jadi kurusan, @poconggg mengetweetkan skripsi itu sangat menjemukan, dan para senior lainnya yang telah lebih dulu menjadi (terlihat) sangat mengenaskan setelah berkawan dengan (yang orang sebut) skripsi itu.
Ini saatnya saya, iya saya seorang (ngakunya) sang penulis yang biasanya dengan mudah merangkai kata menyairkan suara hati. Tapi kata orang skripsi itu sih mengutip kata orang, yang disatukan dengan pengetahuan kita, kemudian dikuatkan dengan sebuah penelitian dan hasil, kemudian disimpulkan. Dan pahitnya itu ada ujiannya. Dan saya sangat membenci ujian sampai ke buyut-buyutnya, karna itu pembunuhan kredibilitas, membunuh yang kita sebut perjuangan. dan menihilkan kerja keras menjadi dalam hitungan detikan waktu. Ga peduli seberapa banyak pembenaran tentang itu dan pembelaannya, ujian adalah kutukan *suara petir*

Duhilee dokteeeerrrr, susah banget sih buat dapetin nama itu didepannya nama depan :')

Sekarang mari berdoa:

"Ya Allah, Tuhan ku yang maha mendengar, melihat, dan perasa. Engkau tau seberapa resah hamba dalam kesulitan ini. Seberapa hamba sangat mengingat wajah lelah kedua orang tua hamba dalam menitipkan kebanggaan di kening ini. Dan seberapa inginnya hamba membuat senyum mereka merekah bangga"

"Ya Allah, Tuhan ku yang maha besar. Bila boleh hamba menjadi lancang, tolong lihatlah apa yang terjadi di bagian paling dalam dari relung pikiran ini. Tolong sampaikan pada dunia yang menguji hamba dengan tiada lelahnya, sampaikanlah bahwa hamba berjuang atas nama mereka . Iya Ya Allah, atas nama cinta hamba untuk semua cinta ini"

"Ya Allah, Ini hamba yang lemah. Yang hanya bisa memohon untuk dimudahkan. Terlepas dari seberapa besar yang akan hamba hadapi, mohon selalu tambahkan suntikan semangatmu hingga menembus ke tulang dan sumsum. meresap hingga ke jiwa yang menjemu mengkerut, kembali segar. kembali bergairah. Kembali meniti semuanya dengan senyuman harapan yang mungkin takkan habis"

"Ya Allah,  tak peduli seberapa banyak hamba meminta, seberapa sering hamba memohon. Dengarkanlah, Pertimbangkanlah, dan berikan yang terbaik. Dan untuk kebesaranMu lah hamba akan menerima apapun itu. Amiiiin"

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ga peduli sapapun yang baca ini. Akan, sedang, telah, ataupun tidak sama sekali "menyusun skripsi" percayalah sebenarnya kita setiap harinya memang sudah dalam sebuah BAB dari PERJALANAN karir. Jalan yang saya pilih adalah menjadi mahasiswa, suka atau tidak (malah lagu wali) syaratnya adalah begini. Ya sudahlah yaa, hidup itu emang kasar. Maka jalanilah dengan lembut dengan bumbu-bumbu tawa. Kalau memang kamu ga menemukan orang-orang yang bisa menjadikanmu lebih tertawa, kenapa ga dari diri sendiri. Gelitikin diri sendiri misalnya :P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar