Selasa, 27 Maret 2012

Cinta Cocor Bebek


Libur nyepi gue lewati dengan sepanjang hari merenung. Agak serem emang, gue berpikir kalo gimana seandainya gue tiba-tiba dipanggil Tuhan waktu tidur dalam kos. Dan baru ditemukan beberapa hari sebelumnya dalam keadaan sudah membusuk. Trus bakal seperti apakah gue di alam sana, bener ga sih ada surga dan neraka itu? Ada rasa penasaran emang mengenai gimana rasanya “proses kematian” dan gimana sih kehidupan selanjutnya. Yaa, memang, cepat atau lambat semua yang hidup akan merasakannya.


Satu pemikiran lagi yang bikin gue penasaran, gimana sih rasanya menjadi makhluk hidup yang ga hidup. Iya, kaya pohon duren, pohon pete, dan sebagainya. Gue heran, sebuah penelitian bahkan ada yang menunjukkan kalo suatu tumbuhan sering diajak ngobrol dan berbagi rasa, dia akan menunjukkan suatu perubahan positif ke proses pertumbuhan dan perkembangannya. Ato ada penelitian yang menunjukkan perbedaan molekul air yang diambil dari sumber dan waktu yang sama, setelah beberapa waktu “diperdengarkan” atau tepatnya diputarkan lagu yang berbeda. Sampel yang satu dengan lagu rohani, sedangkan yang lainnya sejenis lagu metal.


Semua penelitian diatas, menunjukkan kalo sepertinya makhluk hidup yang kelihatannya ga hidup tapi sebenernya mereka itu hidup. Apa mereka punya hati? Dimananya?


Untuk menjawab pertanyaan gue, gue membuktikannya secara ga sengaja. Sampel gue cocor bebek dari Kalimantan. Jadi gini, kemaren gue pulang kampung dalam waktu yang cukup lama, yaa seperti anak perantauan lainnya proses keberangkatan kembali ke perantauan itu bakal terasa amat berat. Tapi lupakan tentang beratnya perasaan itu, kita engga akan membahasnya. Detik-detik keberangkatan, nyokap tentu saja sebagai orang yang paling antusias untuk mempersiapkan segala, acara peluk-pelukan pun dimulai. Nyokap meluk gue, trus buka saku tas punggung yang isinya semua makanan. Nyokap bilang gini “Nak, ini tanaman kamu bawa, semoga semuanya baik-baik aja dan berjalan lancar”
Gue heran sebenernya, ini nyokap masa nyamain kehidupan gue ama cocor bebek? Ato nyokap nitipin sang abang cocor bebek ini buat jagain gue diperjalanan? Trus ntar kalo misalkan ada yang mau jahatin gue cocor bebeknya berubah jadi ksatria gagah berani yang akan membela gue, lalu meminang gue. Helloooww….ini dunia nyata Mamah!!!


Singkat cerita gue emang nyampe Bali dengan selamat, tapi gue lupa ama cocor bebek yang ada di tas gue. Gue baru inget, setelah satu minggu gue di sini. Ga sengaja waktu pengen beres-beres kamar, yaa gue lihat tas gue itu kan, dan seketika gue inget cocor bebeknya, gue keluarin dan dia sudah dalam keadaan lemas layu. Gue bingung mau ngasih nafas buatan tapi ga tau gimana ngelakuinnya ama cocor bebek, gue sedih, merasa bersalah, gue guling-guling, nampar tembok, dan lama-kelamaan gue capek dan tertidur. Cocor bebeknya gue cuekin ampe sore, kasian dia. Baru sorenya gue inget waktu ngeliat ada tanah subur yang lumayan bisa diambil dengan tangan di depan kos. Gue coba bikinin vot dari botol aqua dan gue isiin tanah. Ada rasa sedikit pesimis sih ama cocor bebek ini bisa hidup, keadaannya tidak memungkinkan sepertinya. Tapi, gue tetep coba. Setelah selesai, gue siram cocor bebeknya yang tertanam layu itu. Gue ngerasa seperti ada perasaan sayang dengan cocor bebek gue ini, rasanya ada harapan yang aneh untuk dia. Gue siram, trus gue ngomong “Sayang, maafin aku yang ga becus jagain kamu. Berjuang ya, aku janji kalo kamu berhasil aku bakal ngerawat kamu. Sepenuh hatiku”. 


Ya Allah, apa iya gue jatuh cinta ama “SEBUAH” cocor bebek?
Kira-kira 3 minggu udah berlalu, hari-hari gue dengan cocor bebek pun rasanya begitu romantis. Tiap bangun pagi, gue siram dia sambil ngucapin selamat pagi, gue pamit ama dia kalo gue pengen ngampus. Sorenya pun begitu, ga jarang kadang gue curhat ama cocor bebek gue, cerita kalo gue lagi kangen berat ama kampung halaman. Iya, kampung halaman tempat gue dan cocor bebek gue berasal. Rasanya, gue seperti menemukan “Seseorang” dibalik mungilnya cocor bebek ini. Seiring dengan segala hal yang gue bagiin, seiring dengan perjuangannya untuk hidup. Cocor bebek ga jadi layu, dia beneran tumbuh, dia beneran hidup, dia udah lewatin masa kritisnya. Dan dia sekarang udah agak besar dibandingkan awal dia dicabut ama nyokap. Dia seolah hidup dan mendengar semua yang gue bilang. Dalam bayangan gue, seandainya dia bisa tersenyum, dia tumbuh besar dengan tersenyum. Dan setiap pagi, gue selalu punya semangat setiap kali ngelihat dia.


Meski gue mungkin ga bisa menemukan pembuktian yang nyata tentang tumbuhan bisa mendengarkan dan bisa merasakan. Tapi buat gue, seenggaknya, gue bisa percaya, bahwa semuanya bahkan cocor bebek gue tau bahwa cinta itu adalah sebuah kekuatan, yang sangat kuat dan sangat hebat.
Dan seharusnya juga, dengan ini gue bisa sadar, bahwa gue cuma butuh membubuhkan cinta disetiap hari gue yang membosankan diperantauan ini. Seharusnya gue punya cinta yang besar untuk rutinitas gue, sebesar cinta gue untuk cita-cita gue.



Sabtu, 10 Maret 2012

AKU MENYEBUTNYA MERPATI


“YA ALLAH, KIRIMKAN UNTUK HAMBA SESEORANG YANG SETIA YANG BISA MENOPANGKU MENJADI KUAT DISINI”







Jiwaku kesepian
Hatiku menjerit
Dan takdir buruk menertawakanku

Pelukan yang ku butuhkan
Senyuman semangat kini kosong dalam kehidupan
Bahkan ku merasa sangat miskin
Karna secuil kasih sayangpun rasanya aku tak punya

Mungkinkah aku terlalu jauh mengembara
Atau kah memang sengaja aku dibuang

Ya Tuhan, kirimkan aku merpatimu
Beserta langit cerah yang menyinari kesuraman ini
Kirimkan aku malaikatmu, yang menjelma dalam
sesuatu apapun yang kau mau
Kirimkan lah aku seorang kawan
Setidaknya untuk menjadi pelebur sepianku

 

Elsa gue kangen lu, kangen gimana elu mukulin tangan gue saat gue jahil ngusilin tanaman. Iming, kemana kamu le? Aku kangen sikap konyolmu, muka tua mu yang sok imut. Dede, aku kangen kamu, kangen celotehan kamu yg ga bermutu. Usun, kapan bisa lempar-lemparan pake buah lagi, marahin kamu karna ngambil jambuku tanpa ijin. Elvi, meski kamu ga penting, tapi aku kangen, kangen ngehina kamu, nakut-nakutin kamu lee. Winda, kamu memang nyebelin lee, tapi ADA LO ga asik, GA ADA lo ga idup.

“ada yang pergi dan ada yang datang”

itulah keyakinan yang menyakitkan untuk gue. Seperti kata Tante Yaya, perpisahan adalah hal yang paling menyakitkan di dunia ini. Dan memang begitulah kenyataannya.
Sakiiiiittt banget, bahkan jauh lebih sakit daripada gue harus kehilangan Selky “cerita lama gue di blog ini”.
Yaa, meski gue ga kehilangan dalam arti yang sesungguhnya. Tepatnya gue hanya terpisah jarak ama mereka. Tapi, dengan ini saja gue udah cukup tersakiti. Jadi kalau orang bila sebuah kata “RINDU” itu manis, itu salah. Rindu itu menyakitkan, karna dibalik kata RINDU ada sebuah BATAS. Seakan diiris rasanya hati ini disaat lu menyadari bahwa lu terkena sindrom KANGEN. #bukanKANGENBAND


Dulu banget gue pernah berdoa. Bahwa gue bener-bener kesepian di pulau orang ini. Dan gue butuh pengganti, pengganti orang-orang yang sebelumnya mengisi hidup gue disana.


Entah doa itu sekarang benar-benar terjawab atau mereka masih pelantara. Tapi buat gue, yang sekarang aja udah cukup. Mereka segalanya dari apa yang gue butuhkan. Ardel yang rela malu sunsetan BERDUA ama gue (jijik ga lu berdua sunsetan ama orang yang bukan pacar lo, sesama jenis pula) cuma karna gue bilang gue lagi kangen berat ama Kalimantan. Ayuk yang siap anter jemput gue pake mobil kemana pun kalo gue lagi butuh. Ista yang siap pusing tiap kali kerja kelompok dan bantuin gue mati-matian setiap kali ditunjuk jadi ketua kelompok (entah mengapa satu kelompok bego banget suka milih gue). Cok in yang rela ga galau, bantuin gue ujian remed dengan cara paling magic. Pirna yang rela kesana kemari repot buat ngelindungi gue bayar SPP padahal rumahnya di kutub utara. Anang yang pulang malem-malem dari liburan manisnya di jogja untuk bantuin gue ngurusin KRS. Dan Anise yang membantu gue mencapai cita-cita gue, walau sampai sekarang pun dia ga tau kalo peran dia sehebat itu dalam cerita hidup gue.


Itu cuma bagian kecil dari banyak hal besar yang telah mereka tulis di warna kehidupan gue. Merekalah setidaknya yang buat gue ga sedih-sedih banget ketika gue terbang dari Kalimantan untuk kembali ngelanjutin kuliah gue disini. Mereka adalah harapan gue, segitu indahnya arti sahabat-sahabat gue ini dalam hidup gue. Sampai saat gue nulis inipun gue masih sangat terharu dah bersyukur. 


Gue memang ga mendapatkan SESEORANG yang setia yang mampu menopang gue menjadi kuat disini.  Tapi gue mendapatkan BANYAK ORANG yang setia DAN TULUS yang mampu MENYEMANGATI gue menjadi kuat disini.


Itulah, Tuhan selalu punya jawaban paling benar untuk kehidupan ini. Termasuk buat gue, buat orang yang awalnya terlupakan.


Karna untuk cerita yang sedang gue jalani sekarang, gue menemukan ketulusan dari murninya persahabatan. Disini gue merasa dipeluk dengan kasih sayang yang abstrak, tapi begitu nyata. Kehangatan didinginnya kehidupan luar, dengan perasaan yang selalu membakar gue untuk semangat. Meski kata sayang ga pernah terucap, dan kata cinta ga akan pernah membuat gue berbunga-bunga, karna memang begitulah persahabatan. Jadi wajar kalo sampai sekarang gue masih jomblo dan ga mikirin pacaran, karna dengan apa adanya sekarangpun gue merasa sangat beruntung. Karna ga punya kata romantis yang bisa gue ungkapkan untuk persahabatan ini, maka AKU MENYEBUTNYA MERPATI. Karna merpati itu indah saat bersama merpati lainnya, sama seperti kalian para sahabatku. Indah ceritaku karna kalian bersamaku.

Behind de teks
“eh kacang ijo buatan ku tuh enak Ndut, cuma kuahnya aja yang tumpah” dan Anang pun nyobain kacang ijonya, 5 detik kemudian muka masam menandakan ada sesuatu yang tidak enak :P
“Tiko, aku mau konsul, blablablabla…..” Ayuk dan Tika memberi saran paling masyur #PirnaPuas
“Jangan kaya gitu tik, ga bole kaya gitu” Tika diam trus pergi #IstaMukaSokSerius
“Ga apa Tik, kita pasti bantuin kok. Semangat Tik!” #PelukCok
“Aku ga suka susu, duren, apalagi tape” Tika dan Ardel bengong ga lama bisik-bisik
------------------------------------------


#DIBUAT UNTUK PARA SAHABAT-SAHABATKU